Kebun teh ciliuring: menyimpan
obat penyejuk mata
Orang kota identik dengan
aktifitasnya yang sibuk, pekerjaannya yang menumpuk, belum lagi menghadapi
macet, panasnya kota dan lalu lintas yang semrawut setiap hari. Rekreasi di
akhir pekan seakan menjadi pelarian
menghilangkan penat dan waktu yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga.
Bogor menjadi salah satu tempat
rekreasi favorit warga Jakarta, tidak heran jalan-jalan raya arah puncak selalu
macet dengan mobil-mobil berplat ‘B’. Jika membicarakan puncak, yang pertama
kali mucul di kepala kita mungkin adalah Cimory, Mesjid attaawun, Taman Safari,
Taman Matahari dan restoran-restoran sunda dengan view pegunungan.
Buat yang bosen pergi ke tempat
yang itu-itu aja, ada alternatif tempat refreshing yang asyik buat dikunjungi,
yaitu kebun teh Ciliuring. Lokasinya ada di Tugu Selatan Bogor dan gak begitu
jauh dari restoran Cimory. Kalau menggunakan angkutan umum, bisa naik 01 jurusan
Cisarua dengan tarif Rp.5000 aja. Gak usah takut nyasar, karena plang ‘Kebun
Teh Ciliuring’ terpampang besar dan jelas di pinggir jalan.
Untuk mencapai kebun teh itu
sendiri, ada ojek yang siap mengantar. Jangan memilih berjalan kaki, karena
jalanan sangat terjal dan menanjak, dan bakal capek duluan sebelum sampai
tujuan. saat memasuki kawasan Ciliuring, perumahan warga perlahan-lahan hilang,
digantikan dengan pemandangan hamparan kebun teh bak karpet hijau raksasa berwarna hijau dan udara
dingin yang menusuk, kuping tiba-tiba menjadi pengan karena berada di
ketinggian.
Buat yang males dengan keramaian
atau lalu lintas yang ramai, tenang aja, karena kawasan kebun teh Ciliuring ini
hanya memiliki jalanan yang hanya memuat satu arah. Kendaraan yang lewat paling
hanya truk-truk pengantar hasil perkebunan dan warga yang menggunakan motor. Banyak
wisatawan yang sungkan untuk berhenti di puncak pas karena kondisinya yang
terlalu ramai. Wisatawan dan pedagang campur aduk jadi satu, belum lagi
parkiran yang susah karena terlalu banyak mobil yang berhenti. Di kebun teh bener-bener buat refreshing dan penghilang
penat.
Setelah sampai disana, jangan
heran karena tidak ada restoran megah, pedagang –pedagang jajanan atau tempat
parkir luas seperti di puncak pas, yang ada hanya villa – villa sewaan dan
beberapa perumahan warga. Jadi yang bisa dinikmati adalah pemandangan alam yang
asri yang tidak bisa didapatkan jika di pusat kota, udara yang sejuk juga
menyehatkan paru-paru dan memberikan aura yang positif kepada diri kita. Bunga-bunga
liar yang berwarna-warni tumbuh subur
hingga menyeruak ke pinggir jalan. Selain itu, kita juga bisa
berolahraga dengan berjalan-jalan di sepanjang kebun teh yang menanjak dan
dimanjakan dengan pemandangan alam yang spektakuler.
Kita juga bisa
melihat ibu-ibu yang sedang petik pucuk daun teh beramai-ramai, meninggalkan
kesan tersendiri, batapa ‘superwoma’ nya wanita-wanita disana, karena mampu
membawa satu karung berisi pucuk daun teh
yang beratnya kiloan. Salah satu petani teh, Yeyet (45) mengatakan
lokasi kebun teh Ciliuring sering dijadikan lokasi syuting. “Ya klo dikasi uang
santunan ya untung, klo ga dikasi uang ya biasa aja”. Katanya sambil tertawa. Yeyet
juga mengatakan pucuk daun yang ia petik itu dipasarkan hingga ke luar negeri.
“nama produknya itu Teh Gunung Mas 8 yang diproduksi oleh PT.PN12.” katanya.
Jika
beruntung, anda bisa menemukan tukang bakso yang mangkal di sekitar. Kuah bakso
bisa menghangatkan tubuh yang sedang berada di ketinggian. Apri Arifin (35)
yang berjualan bakso selama dua tahun itu menyatakan bahwa pada hari minggu,
daerahnya ramai dengan wisatawan yang menyewa villa. “kalau lagi ramai yang
untung, kalau lagi sepi mungkin karena lagi pada gak pengen beli.” Katanya.
Jadi,
tunggu apa lagi, tidak harus mengeluarkan kocek yang mahal untuk untuk
mendapatkan obat penghilang penatyang tidak bisa diapatkan di kota ini. Jangan lupa membawa kamera untuk menyimpan moment dengan latar belakang
alam yang indah ini, karena pemandangan tersebut tidak bisa kita lihat setiap
hari, bukan?
Kebun teh Ciliuring bisa dibilang
menjadi salah satu tempat rekreasi tersembunyi di Cisarua. Lokasinya berada di
Tugu Selatan Bogor dan tidak begitu jauh dari restoran Cimory. Udara dingin
yang menusuk tulang dan jalanan yang menanjak menjadi sambutan manis saat
memasuki kawasan kebun teh Ciliuring. Perumahan warga yang padat perlahan-lahan
menghilang dan digantikan dengan hamparan kebun teh yang hijau.
Mahasiswa identik dengan
aktifitasnya yang sibuk, tugas yang numpuk sampai pekerjaan bersih –bersih kost
yang lumayan menguras tenaga. Gak heran kalau banyak mahasiswa yang memilih
pulang ke rumah untuk berkumpul dengan keluarga di akhir pekan. Sebagian
mahasiswa ada yang menetap di kost, memilih untuk istirahat dan tidur, atau
sekedar jalan-jalan ke Botani Square di malem minggu.
Tips
1.
Bawa
pakaian hangat
2.
Perbekalan
yang cukup, karena tidak ada warung makan
3.
Bawa
payung, karena cuaca disana cenderung hujan
4.
Lebih
baik pergi saat weekdays karena lebih sepi
Pemandangan
kebun teh terlihat seperti karpet hijau raksasa yang mengeluarkan hawa sejuk
dan dingin. Jangan harap ada restoran sunda lesehan atau tempat parkir yang
luas. Kebun teh Ciliuring hanya memiliki jalan sempit yang hanya cukup untuk
satu mobil, villa – villa sewaan dan sisana rumah warga. Tapi, justru dengan
kekurangan tersebut, para pengunjung bisa menikmati alam dengan tenang tanpa
terganggu dengan keberadaan restoran, pedagang yang terlalu banyak dan
mobil-mobil yang parkir.
Jadi
yang bisa dinikmati adalah pemandangan alam yang asri yang tidak bisa
didapatkan di pusat kota, udara yang sejuk juga menyehatkan paru-paru dan
memberikan aura yang positif untuk tubuh. Selain itu, kita juga bisa
berolahraga dengan berjalan-jalan di sepanjang kebun teh yang menanjak dan
dimanjakan dengan pemandangan alam yang spektakuler.
Kita
juga bisa melihat ibu-ibu yang sedang petik pucuk daun teh beramai-ramai,
meninggalkan kesan tersendiri, batapa ‘superwoman’ nya wanita-wanita disana,
karena mampu membawa satu karung berisi pucuk daun teh yang beratnya kiloan. Salah satu petani teh,
Yeyet (45) mengatakan lokasi kebun teh Ciliuring sering dijadikan lokasi
syuting. “Ya klo dikasi uang santunan ya untung, klo ga dikasi uang ya biasa
aja”. Katanya sambil tertawa. Yeyet juga mengatakan pucuk daun yang ia petik
itu dipasarkan hingga ke luar negeri. “nama produknya itu Teh Gunung Mas 8 yang
diproduksi oleh PT.PN12.” katanya.
Jangan
lupakan untuk berfoto untuk menyimpan moment dengan latar belakang alam yang
indah ini, karena pemandangan tersebut tidak bisa kita lihat setiap hari,
bukan?
Created by: Husna Safira