Minggu, 22 Juni 2014

PENTINGNYA MEMBANGUN JIWA SEBAGAI LEADERSHIP






Menjadi inspiring leader jelas merupakan salah satu langkah yang amat kritikal bagi pengembangan kinerja tim/organisasi. Setiap anggota tim akan lebih mudah merasa termotivasi dan tertantang, jika mereka menemui sosok pemimpinnya sebagai figur yang inspiratif. Perusahaan kita mungkin bisa membayar setiap pegawainya untuk menggunakan pikiran dan badannya dalam pekerjaan. Namun mereka hanya akan menggunakan segenap hati dan jiwanya jika mereka sudah merasa terinspirasi. Orang yang sudah terinspirasi akan lebih betah bekerja, lebih keras berusaha, dan mengibarkan spirit antusiasme.
Berdasar kajian dari Bryn Hughes dalam karyanya yang bertajuk The Leader’s Tool Kit: Hundreds of Tips and Techniques for Developing the Skills You Need, beberapa hal yang perlu dilakukan ketika kita hendak menjadi seorang Inspiring Leader adalah sbb:
• Buatlah hidup Anda dan tujuan hidup Anda jelas dan bersemangat. Pemimpin yang paling berinsipirasi adalah pemimpin yang dapat memberikan inspirasi terhadap dirinya sendiri dan bersemangat dalam hidup atau misinya. Tahukah Anda siapakah diri Anda sebenarnya? Jika tidak, perhatikan apakah yang menjadi fokus utama dalam hidup Anda, misi atau “panggilan”? Dapatkah Anda mengungkapkan misi ini dalam beberapa kata yang sederhana? Apakah anda merasa terinspirasi saat mengekspresikannya kepada orang lain?
• Berbagilah dengan cerita dari pengalaman anda sendiri. Leaders acap menginspirasi anggotanya dengan cara membagi cerita mengenai kesalahan, kegagalan dan juga pelajaran hidup yang pernah mereka alami.
• Fokus pada impian dan tujuan orang lain. Anda harus mengenal pegawai dan orang-orang yang selalu berinteraksi dengan anda. Cari tahu apa yang ingin mereka capai. Tanyakan apa yang dapat anda lakukan untuk membantunya. Pergunakan pengaruh anda untuk memberikan kehidupan yang lebih baik, bukan hanya bagi diri anda sendiri. Pergunakan pikiran untuk memberikan layanan yang baik bagi semua anggota tim Anda. Lakukan ini jangan hanya karena ingin memotivasi orang lain untuk bekerja lebih betah, lebih keras, atau lebih cepat , tetapi karena anda sungguh-sungguh memberikan perhatian kepada mereka
• Ciptakan dan komunikasikan visi dari tujuan yang ingin dicapai tim anda dengan jelas dan positif . Orang tidak akan suka dengan situasi dimana mereka tidak memahami apa tujuan mereka bekerja ke depannya atau saat mereka tidak merasa usahanya memiliki arti yang penting. Kemudian temukan bakat dan kemampuan yang unik dari karyawan anda dan pastikan bahwa mereka memahami bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap pencapaian sasaran tim. Dorong dan bantulah setiap anggota tim untuk mampu mendayagunakan kemampuan terbaiknya
• Jagalah agar visi dan sasaran tim tetap menjadi yang terdepan dan terutama. Ketika terlihat ada sesuatu yang keluar dari jalur dan orang-orang kehilangan fokus, ingatkan team tentang apa yang sedang mereka kejar dan ingin diraih.

sumber : http://rajapresentasi.com/2008/08/membangun-leadership-skills/

Sabtu, 14 Juni 2014

BUDAYA KREATIF DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagai trendsetter jauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim oleh negara lain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.

Mengapa budaya luar seperti K-Pop dapat lebih diterima daripada kesenian Indonesia seperti tarian Jawa? Hal tersebut tentunya menjadi keprihatinan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menyadari bahwa semua warisan budaya adalah identitas bangsa, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikannya. Tugas ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjaga ke eksistensian warisan budaya bangsa ini. Tidak ada salahnya, apabila dilakukan akulturas ibudaya, dimana kita mengadopsi budaya luar, dan memadukan dengan budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Terkadang, pengembangan suatu budaya memang diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Yang terpenting adalah nilai yang terkandung di dalamnya, bukan sekadar kepopuleritasan semata. Kreatif dan inovatif memang diperlukan dalam hal ini. Contoh ke kreatifan yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah warisan budaya dari NTB, yakni kainTenun. Kain tenun khas Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipadukan dengan gaya Eropa menghasilkan rancangan busana yang tidak kalah menarik dengan busana Internasional. Sehingga tidak heran, kain tenun khas NTB ini akan melangkah ke kancah Internasional.

Keprihatinan lain yang sering dijumpai, adalah kurangnya komunikasi budaya. Komunikasi budaya yang seyogianya dapat memperkenalkan berbagai macam kebudayaan, kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Media sendiri lebih sering menyuguhkan kesenian modern dari pada tradisional. Secara tidak langsung, masyarakat khususnya remaja akan lebih banyak mengenal sesuatu yang seharusnya tidak perlu terlalu dikenal, seperti drama Korea, drama Asia, sinetron yang mengandung unsur kekerasan, dan sebagainya. Tayangan-tayangan seperti itu, tidak sebanding dengan tayangan tradisional yang diberikan. Sehingga wajar saja apabila pemahaman masyarakat akan budaya sendiri menjadi cukup minim. Lantas bagaimana para generasi muda pada generasi ini, dapat mewarisi budaya ke generasi selanjutnya?

Pada era globalisasi ini, keprihatinan tersebut tidak dapat dihindari, akan tetapi upaya filtrasi budaya juga harus digunakan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Itu semua hanya membutuhkan kemauan dan niat. Dalam dunia pendidikan, misalnya. Pemerintah tentunya telah memasukan mata pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini merupakan contoh upaya yang dilakukan pemerintah untuk ikut ambil bagian dalam melestarikan budaya.

Selain itu, ada juga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti kesenian Jawa, tari tradisional, musik tradisional seperti karawitan, angklung, kulintang, dan lain sebagainya. Apabila kegiatan tersebut dimasukan dalam kegiatan intrakurikuler di sekolah, tentunya semua
siswa akan terlibat secara langsung di dalamnya. Hal tersebut adalah contoh konkret upaya pelestarian budaya kita, apabila dilihat dari bidang pendidikan.

Di lingkup keluarga pun perlu dilakukan upaya-upaya seperti itu. Ada baiknya orangtua mengajarkan kepada anak untuk lebih menghargai warisan budaya. Seperti misalnya, mengajak anak menonton pagelaran seni secara langsung entah wayang, tarian, maupun musik tradisional. Contoh kecil lain yang tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, misalnya saat mengadakan syukuran hari ulang tahun, wisuda, atau apapun. Tidak ada salahnya menampilkan hiburan tradisional juga di dalamnya. Banyak sekali hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Sebenarnya, kita hanya membutuhkan kemauan dan niat untuk melakukannya. (Klaudia Molasiarani S/YSH).

Kita bisa belajar kreatif dari proses yang digunakan oleh orang China dan Jepang sebagaimana kita belajar dari orang yang kreatif, baik diketahui maupaun tidak. Beberapa proses telah diteliti semenjak tahap kreatifitas dan kta bisa belajar bagaimana mereka secara personal bisa mengasah dan mengarahkan kreativitas itu kedalam kehidupan terpenting dalam kehidupan kita. Dengan penduduk yang besar dan disertai dengan kreativitas dan semangat untuk bangkit, Indonesia memiliki peluang dan potensi besar untuk menjadi Negara maju seperti China dan Jepang.

Mengapa budaya luar seperti K-Pop dapat lebih diterima daripada kesenian Indonesia seperti tarian Jawa? Hal tersebut tentunya menjadi keprihatinan masyarakat Indonesia pada umumnya. Menyadari bahwa semua warisan budaya adalah identitas bangsa, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikannya. Tugas ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah, melainkan juga seluruh masyarakat Indonesia. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk menjaga ke eksistensian warisan budaya bangsa ini. Tidak ada salahnya, apabila dilakukan akulturas ibudaya, dimana kita mengadopsi budaya luar, dan memadukan dengan budaya lokal tanpa menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

Terkadang, pengembangan suatu budaya memang diperlukan untuk mengikuti perkembangan zaman. Yang terpenting adalah nilai yang terkandung di dalamnya, bukan sekadar kepopuleritasan semata. Kreatif dan inovatif memang diperlukan dalam hal ini. Contoh ke kreatifan yang telah dilakukan oleh masyarakat Indonesia adalah warisan budaya dari NTB, yakni kainTenun. Kain tenun khas Nusa Tenggara Barat (NTB) yang dipadukan dengan gaya Eropa menghasilkan rancangan busana yang tidak kalah menarik dengan busana Internasional. Sehingga tidak heran, kain tenun khas NTB ini akan melangkah ke kancah Internasional.

Keprihatinan lain yang sering dijumpai, adalah kurangnya komunikasi budaya. Komunikasi budaya yang seyogianya dapat memperkenalkan berbagai macam kebudayaan, kurang dimanfaatkan oleh masyarakat. Media sendiri lebih sering menyuguhkan kesenian modern dari pada tradisional. Secara tidak langsung, masyarakat khususnya remaja akan lebih banyak mengenal sesuatu yang seharusnya tidak perlu terlalu dikenal, seperti drama Korea, drama Asia, sinetron yang mengandung unsur kekerasan, dan sebagainya. Tayangan-tayangan seperti itu, tidak sebanding dengan tayangan tradisional yang diberikan. Sehingga wajar saja apabila pemahaman masyarakat akan budaya sendiri menjadi cukup minim. Lantas bagaimana para generasi muda pada generasi ini, dapat mewarisi budaya ke generasi selanjutnya?

Pada era globalisasi ini, keprihatinan tersebut tidak dapat dihindari, akan tetapi upaya filtrasi budaya juga harus digunakan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Itu semua hanya membutuhkan kemauan dan niat. Dalam dunia pendidikan, misalnya. Pemerintah tentunya telah memasukan mata pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum pembelajaran. Hal ini merupakan contoh upaya yang dilakukan pemerintah untuk ikut ambil bagian dalam melestarikan budaya.

Selain itu, ada juga kegiatan ekstrakurikuler di sekolah atau Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) seperti kesenian Jawa, tari tradisional, musik tradisional seperti karawitan, angklung, kulintang, dan lain sebagainya. Apabila kegiatan tersebut dimasukan dalam kegiatan intrakurikuler di sekolah, tentunya semua
siswa akan terlibat secara langsung di dalamnya. Hal tersebut adalah contoh konkret upaya pelestarian budaya kita, apabila dilihat dari bidang pendidikan.

Di lingkup keluarga pun perlu dilakukan upaya-upaya seperti itu. Ada baiknya orangtua mengajarkan kepada anak untuk lebih menghargai warisan budaya. Seperti misalnya, mengajak anak menonton pagelaran seni secara langsung entah wayang, tarian, maupun musik tradisional. Contoh kecil lain yang tidak jauh berbeda dengan hal tersebut, misalnya saat mengadakan syukuran hari ulang tahun, wisuda, atau apapun. Tidak ada salahnya menampilkan hiburan tradisional juga di dalamnya. Banyak sekali hal-hal kecil yang dapat dilakukan untuk menjaga warisan budaya yang kita miliki. Sebenarnya, kita hanya membutuhkan kemauan dan niat untuk melakukannya. (Klaudia Molasiarani S/YSH) - See more at: http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia#sthash.qabEyMJj.dpuf


Proses Kreatif
Banyak orang meyakini bahwa menjadi kreatif adalah hal yang sangat sulit dilakukan. Padahal kita setiap hari mengerjakan sesuatu yang kreatif. Misalnya, jika kita memiliki sebuah permasalahan untuk diselesaikan dan kita dapat menyelesaikannya, maka kreativitas dalam diri kita sudah bekerja.

Untuk memaksimalkan potensi kreativitas, kita harus memahami sifat proses kreatif. Kita harus belajar mengenali enam tahap dalam proses kreatif sehingga dapat mengambil sikap pemikiran yang sesuai. Sejarah menunjukkan bahwa gagasan kreatif adalah hasil usaha yang gigih dan peningkatan yang mantap. Kreativitas tidak memerlukan inteligensi yang besar. Ada riset yang menunjukkan bahwa orang yang paling kreatif dalam profesi apa pun tidak lebih pintar dibandingkan koleganya. Mereka hanya tahu bagaimana cara untuk mendapatkan gagasan, memilih gagasan yang baik, dan bagaimana cara menyelesaikannya. Penyelesaian ini mungkin mengejutkan kolega mereka, tetapi bagi pekerja yang kreatif itu hanyalah hasil dari imajinasi yang terfokus, kerja giat, dan peningkatan yang mantap.

Proses untuk menciptakan kreativitas terdiri dari enam tahap, yaitu: inspirasi, klarifikasi, distilasi, perspirasi, evaluasi, dan inkubasi.
  1. Inspirasi
    Yaitu membangkitkan gagasan sebanyak-banyaknya. Ini adalah tahap untuk membangkitkan gagasan sebanyak mungkin. Proses ini mempunyai ciri spontanitas, eksperimen, intuisi, dan ambil resiko. Dalam tahapan ini tidak perlu mengkhatirkan bentuk, kepraktisan, irama atau pun kualitas dari gagasan yang dibuat.
    Tahap inspirasi adalah tahap mencari gagasan tanpa kritik biasanya, proses itu berlangsung secara spontan. Untuk bisa mendapatkan sebuah inspirasi kita harus memiliki alat yaitu improvisasi. Improvisasi adalah eksplorasi yang mengalir bebas dengan penuh keyakinan akan kemampuan diri dan rasa antusias.
  2. Klarifikasi
    Yaitu fokus pada sasaran. Hal ini bertujuan untuk mengklarifikasi maksud atau tujuan. Misalnya seorang desainer harus memilih di antara dua atau lebih pendekatan yang sama-sama menarik. Desainer tersebut harus dapat melihat hal-hal yang lebih tepat dari pendekatan yang ia lihat untuk tujuannya yang sebenarnya. Dalam proses klarifikasi ini, tentunya harus mengetahui sesuatu pekerjaan seandainya pekerjaan itu selesai. Yang perlu dilakukan adalah membuat pertanyaan kunci tentang sasaran yang ingin dicapai. Hal ini bertujuan untuk mengklarifikasi maksud atau tujuan pekerjaan itu.
  3. Distilasi
    Yaitu memeriksa gagasan yang telah dihasilkan dan mencoba untuk menentukan pekerjaan yang akan dikerjakan. Maksudnya, gagasan dari tahap inspirasi disaring, biasanya dipandang dari sudut penemuan-penemuan pada tahap klarifikasi. Gagasan-gagasan terbaik dipilih untuk dikembangkan lebih lanjut atau dikombinasikan dengan gagasan lain. Destilasi adalah tahap berfikir kritis terhadap diri sendiri. Tahap yang membutuhkan analisis dan penilaian dengan kepala dingin.
  4. Prespirasi
    Yang dimaksud dengan prespirasi adalah mengerjakan gagasan yang telah diperoleh dengan tekun. Inilah pekerjaan yang sesungguhnya. Untuk melaksanakan prespirasi diperlukan rasa percaya diri. Kita harus yakin dan optimis terhadap sesuatu yang ingin kita capai. Tanpa adanya percaya diri, mustahil kita bisa berhasil. Selain itu semangat untuk tidak menyerah adalah kunci di dalam prespirasi ini.
  5. Evaluasi
    Cara evaluasi adalah dengan melihat ke belakang pada usaha yang telah kita lakukan. Dalam tahap evaluasi, kita memeriksa kekuatan dan kelemahan pada usaha kita. Kemudian kita perlu berfikir untuk bagaimana meningkatkan kekuatan dan menghilangkan kelemahan itu.
  6. Inkubasi
    Inkubasi adalah masa dimana kita meninggalkan pekerjaan yang sedang kita lakukan untuk menemukan ide-ide brilian yang akan mendukung pekerjaan kita. Inkubasi bermanfaat setelah tahap inspirasi dan perspirasi atau jika sebuah masalah telah ditemui. Kadang ide-ide baru muncul ketika kita melakukan sesuatu yang lain.
Menumbuhkan Budaya Kreatif
Dalam kenyataan, kreativitas kita diasosiasikan dengan komitmen tinggi dan motivasi. Sesorang mungkin akan terlibat dalam pekerjaan kreatif karena pekerjaan itu memuaskan.
Orang-orang yang luar biasa kreatif sangat sering terlibat dalam tugas-tugas. Bagi mereka, tugas itu adalah tujuan itu sendiri, bukan sebagai alat untuk suatu tujuan. Mereka mungkin didorong oleh rasa keingintahuannya, daya tarik atau suatu visi masa depan, atau oleh suatu kebutuhan yang memberi rangsangan untuk mengartikulasikan perasaan mereka dalam bentuk artistik.

Motivasi adalah salah satu cara untuk menumbuhkan kekreatifan seseorang untuk melakukan suatu hal. Kreatifitas dimotivasi oleh keinginana seseorang untuk beraktualisasi diri, bebas dari kontrol, berkomitmen untuk mengerjakan sesuatu dengan kekuatan sendiri. Motivasi untuk mengembangkan kreativitas dipengaruhi oleh dorongan dari dalam dan luar diri. Contoh motivasi yang berasal dari dalam diri adalah ingin mendapatkan cinta sedangkan contoh yang berasal dari luar adalah untuk mendapatkan penghargaan.

Selain itu diperlukan suatu usaha yang lain untuk menumbuhkan budaya kreatif di lingkungan masyarakat. Yaitu usaha yang gigih untuk mengembangkan kreativitas itu sendiri. Banyak cara untuk melakukannya. Salah satunya banyak membaca buku yang dapat menambah wawasan. Dengan membaca buku, akan muncul ide-ide yang kreatif. Maka budaya membaca juga memiliki pengaruh untuk mengembangkan budaya kreatif di dalam kehidupan masyarakat.

Mengikuti acara seminar ilmu pengetahuan juga diyakini dapat menimbulkan budaya kreatif. Karena dengan mengikuti acara seminar, pikiran akan terbuka mengenai pokok pembahasan yang disampaikan dalam seminar tersebut. Dan peserta dapat mengembangkan hasil pemikirannya sendiri terhadap hal-hal yang belum dapat diteliti oleh si peneliti. Dan hal tersebut dapat menimbulkan ide kreatif dari peserta, baik memanfaatkan hasil seminar tersebut untuk membuat sesuatu yang berbeda tetapi memiliki konsep yang sama, atau pun mengembangkan hasil penelitian makalah tersebut.

sumber :
http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia
http://ulinhamzah.wordpress.com/2010/10/24/pengembangan-budaya-kreatif/

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagai trendsetter jauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim oleh negara lain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia#sthash.qabEyMJj.dpuf
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagai trendsetter jauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim oleh negara lain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia#sthash.qabEyMJj.dpuf
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagai trendsetter jauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim oleh negara lain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia#sthash.qabEyMJj.dpuf
Indonesia merupakan negara yang kaya akan tradisi dan budaya. Dari Sabang sampai Merauke, tersimpan berbagai macam kesenian, tradisi dan adat yang dapat ditunjukan pada dunia luar. Sudah semestinya anak bangsa merasa bangga akan hal tersebut. Namun pada kenyataannya, semua warisan budaya tersebut hampir tidak mempunyai tempat di kalangan remaja.

Masuknya budaya luar ikut mewarnai selera masyarakat dalam perkembangan zaman ini. Kecenderungan mereka untuk mengadopsi budaya luar bahkan menjadikannya sebagai trendsetter jauh lebih besar dibanding mempelajari budaya sendiri. Masyarakat Indonesia baru mau mengakui dan tergerak untuk melestarikannya, saat budaya mereka diklaim oleh negara lain. Setelah hal itu terjadi, mereka baru menaruh perhatian cukup besar pada budayanya.Tidak dapat dipungkiri, apabila masalah ini dapat mengancam keeksistensian budaya tradisional.
- See more at: http://news.liputan6.com/read/476576/kreatif-dan-inovatif-menjaga-kebudayaan-indonesia#sthash.qabEyMJj.dpuf