Bank Indonesia (BI) terus
mendorong penetrasi industri keuangan melalui gerakan financial inclusion.
Salah satunya adalah meningkatkan saluran distribusi (distribution channel).
Sayangnya hingga saat ini, sistem ini masih belum terjamah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang jumlahnya mencapai 240 juta jiwa. Dari data Bank Dunia terlihat bahwa 32% dari jumlah penduduk usia produktif di Indonesia tidak memiliki tabungan. Bahkan jumlahnya membesar sampai 40% untuk penduduk usia produktif yang belum tersentuh pembiayaan.
Untuk mendorong semakin "meleknya" masyarakat Indonesia terhadap pentingnya mengenal jasa keuangan seperti tabungan, BI pun telah mendorong pengadaan produk TabunganKu.
TabunganKu sendiri merupakan produk simpanan tanpa biaya administrasi bulanan dengan setoran awal minimal Rp 10.000. Tapi tidak seperti tabungan biasanya yang mendapatkan kartu ATM, jenis produk ini tidak mendapatkan kartu ATM.
Sayangnya hingga saat ini, sistem ini masih belum terjamah oleh sebagian besar masyarakat Indonesia yang jumlahnya mencapai 240 juta jiwa. Dari data Bank Dunia terlihat bahwa 32% dari jumlah penduduk usia produktif di Indonesia tidak memiliki tabungan. Bahkan jumlahnya membesar sampai 40% untuk penduduk usia produktif yang belum tersentuh pembiayaan.
Untuk mendorong semakin "meleknya" masyarakat Indonesia terhadap pentingnya mengenal jasa keuangan seperti tabungan, BI pun telah mendorong pengadaan produk TabunganKu.
TabunganKu sendiri merupakan produk simpanan tanpa biaya administrasi bulanan dengan setoran awal minimal Rp 10.000. Tapi tidak seperti tabungan biasanya yang mendapatkan kartu ATM, jenis produk ini tidak mendapatkan kartu ATM.
Branchless banking
Lebih lanjut Ronald bilang untuk
mendukung financial inclusion ini BI pun menggodok peraturan mengenai branchless
banking. Diharapkan dari aturan tersebut dapat terlihat jelas pihak mana
saja yang bisa dijadikan agent banking (agen non-perbankan) dalam
menjembatani transaksi nasabah dan bank, terutama di daerah-daerah pelosok yang
sulit dijangkau (remote area). Agent banking nantinya bisa
berupa lembaga keuangan mikro, baik itu koperasi, BMT (Baitul Maal wa Tamwil)
dan BPR (Bank Perkreditan Rakyat). Bahkan nantinya dimungkinkan kantor pos atau
minimarket bisa menjadi agen banking. Hal yang sama pun
tengah diusahakan untuk perusahaan telekomunikasi alias provider telepon
seluler yang saat ini memiliki jangkauan lebih luas dibandingkan perbankan.
sumber: http://keuangan.kontan.co.id/news/masyarakat-bakal-semakin-mudah-menjangkau-bank
Tidak ada komentar:
Posting Komentar