Bagi sebagian orang, hidup berjalan dengan begitu indah dan lancar, bahkan tanpa mereka mengusahakannya sekalipun. Bagi sebagian lainnya, kebahagiaan dan manisnya hidup dapat diraih setelah mereka berhasil mengatasi berbagai rintangan dan tantangan yang mereka dapati di dalam keseharian hidup mereka. Namun, sayangnya, hidup tak selalu berakhir dengan kebahagiaan. Bagi sebagian orang lainnya, tak peduli seberapa keras usaha mereka dalam mewujudkan kebahagiaan, harus mengakhiri perjalanan hidup mereka dalam kegagalan, kesedihan maupun kesendirian.
Sebuah tema yang begitu universal untuk dapat diangkat menjadi kerangka bagi naskah cerita sebuah film, namun, secara mengagumkan, mampu dilakukan oleh sutradara asal Inggris, Mike Leigh. Another Year bukan kali pertama dimana Leigh melakukan observasi terhadap arti kehidupan dengan para karakter yang dihadirkan begitu manusiawi dalam kehidupan keseharian mereka. Bahkan, Leigh selalu melakukan hal tersebut dalam setiap filmnya, yang membuat setiap film Leigh tampil begitu sederhana namun mampu memiliki kekuatan untuk dapat meninggalkan kesan yang begitu mendalam. Namun, Another Year mendapatkan sebuah tempat tersendiri jika dibandingkan dengan beberapa film Leigh sebelumnya ketika jajaran pemeran film ini berhasil menampilkan permainan terbaik mereka dalam menghidupkan unsur komedi dan drama dari Another Year dengan sangat sempurna.
Another Year akan memperkenalkan penontonnya pada pasangan Tom (Jim Broadbent) dan Gerri Hepple (Ruth Sheen), pasangan yang telah menikah sekian lama dan berhasil mengelilingi diri mereka dengan begitu banyak kebahagiaan. Salah satu wujud kebahagiaan tersebut datang dari putera mereka satu-satunya, Joe (Oliver Maltman), yang walaupun sering dinilai Tom dan Mary tidak akan berhasil menarik begitu banyak perhatian wanita kepada dirinya, namun tumbuh menjadi seorang pria yang sukses, hidup teratur dan memiliki hubungan yang sangat baik dengan kedua orangtuanya. Tom, Mary dan Joe adalah potret kebahagiaan sebuah keluarga ideal yang mungkin diimpikan setiap orang.
Sayangnya, rasanya peri kebahagiaan hanya mau menghujani berbagai keberuntungan pada anggota keluarga Hepple, ketika Another Year kemudian menghadirkan sederetan karakter lain dalam bentuk teman maupun anggota keluarga Hepple dalam berbagai kesedihan dan ketidakberuntungan yang mereka alami. Diantara seluruh karakter tersebut, Mary (Lesley Manville) merupakan karakter yang akan paling banyak mencuri perhatian ketika karakternya ditampilkan begitu dominan di sepanjang film. Mary adalah teman sejawat Gerri yang hidup penuh dengan kebohongan: walaupun di kesehariannya ia tampak bahagia dan tersenyum, jauh di lubuk hatinya, Mary sadar kalau ia telah terjebak dalam kesedihan dan kesendirian hidup. Suatu hal yang menyebabkan dirinya selalu melarikan seluruh masalahnya pada kehangatan yang selalu ada di keluarga Hepple.
Mike Leigh memang dikenal sebagai seorang sutradara yang tidak begitu mempedulikan kehadiran plot cerita dalam setiap filmnya. Ini yang membuat Another Year dihadirkan dalam bentuk potongan-potongan kisah hubungan keluarga Hepple dengan karakter-karakter lainnya dalam hubungan mereka di sepanjang empat musim yang berbeda. Walau begitu, kealpaan plot cerita yang tegas justru tidak menjadi sebuah kelemahan besar bagi Another Year ketika mampu menghadirkan setiap kisah yang ada dengan begitu humanis dan nyata. Hal ini, tentu saja, tidak terlepas dari peran setiap jajaran pemeran film ini yang tidak hanya berhasil dalam menghidupkan karakter mereka, namun juga menghasilkan chemistry yang sangat erat satu sama lain. Begitu eratnya chemistry yang terjalin, menyaksikan Another Year hampir menyerupai seperti menyimak berbagai kisah sahabat dekat dimana Anda, sebagai pendengar, akan mampu merasakan setiap kepedihan yang terlontar dari mulut sahabat Anda.
Jim Broadbent dan Ruth Sheen memang bermain sempurna sebagai pasangan Tom dan Gerri yang begitu bijaksana dan mampu memberikan berbagai kalimat hiburan dan penyemangat bagi teman maupun saudara mereka ketika dibutuhkan. Namun bintang utama sebenarnya dari Another Year adalkah aktris Lesley Manville. Berperan sebagai Mary, seorang wanita yang sepertinya terkena depresi pasca perceraian dan berakhirnya kisah hubungan yang ia jalin dengan seorang pria yang telah menikah namun mampu menutupi kesedihan tersebut dengan senyum yang selalu ia tampilkan di wajahnya, Manville adalah detak kehidupan utama dalam Another Year yang akan mampu mengalirkan begitu banyak kesedihan pada setiap penontonnya.
Bagian terbaik dari kemampuan akting yang ditampilkan Manville adalah ia tidak menampilkan seluruh rasa depresi yang ia rasakan melalui tangisan atau teriakan, melainkan dari senyuman yang ia tampilkan. Lewat penjiwaan Manville yang luar biasa, penonton akan mampu merasakan bahwa setiap senyum dan tawa yang ditampilkan karakter Mary adalah sebuah kepalsuan yang digunakannya untuk menutupi kepedihan hati sebenarnya. Begitu dingin dan kaku, jauh berbeda dari berbagai senyum dan tawa yang diberikan oleh Tom, Gerri dan Joe yang begitu penuh kehangatan. Sama seperti halnya Happy-Go-Lucky (2007) yang mempertentangkan karakter yang telah “berdamai” dengan kehidupan dengan karakter yang masih “berperang” dalam menghadapinya, dua sisi inilah yang mampu ditampilkan Mike Leigh dengan begitu baik sehingga setiap emosi yang terhantar dalam setiap adegan mampu tampil begitu maksimal dan mengena bagi penontonnya.
Walau begitu sederhana, ada begitu banyak metafora yang terkandung dalam kisah Another Year. Mulai dari simbolisme akan perjuangan kehidupan yang tercermin dari usaha pasangan Tom dan Gerri dalam mengelola perkebunan mereka, bahwa kehidupan yang sulit merupakan pilihan seseorang dalam menjalankan hidupnya yang tercermin dari mobil yang dibeli Mary yang kemudian hanya menyulitkan dirinya karena kebutaannya soal mobil, hingga berbagai metafora lain yang dapat dengan mudah dihubungkan dengan berbagai hal dalam kehidupan seorang manusia: persahabatan, ketidakbahagiaan, kematian, kehidupan, perceraian hingga pilihan untuk mencintai seseorang. Pilihan Mike Leigh untuk tidak memberikan jawaban bagi berbagai persoalan Mary di akhir cerita juga merupakan sebuah pilihan yang humanis: apakah Mary akan meneruskan kehidupannya yang diliputi kesedihan atau membuat perubahan untuk sebuah kehidupan yang lebih baik? Leigh tidak memberikan jawaban tersebut karena, tidak seperti Woody Allen yang tampak selalu menentukan dan mengontrol penuh akan nasib setiap karakternya, Leigh sepertinya percaya bahwa setiap saat karakternya dapat berubah menjadi seorang karakter yang berbeda untuk menentukan jalan hidup yang baru.
Rasanya, hanya Mike Leigh dan Woody Allen yang mampu memanfaatkan berbagai kejadian sederhana dalam kehidupan manusia untuk memberikan dramatisasi yang kuat akan arti sebuah kehidupan itu sendiri. Leigh, dalam satu sisi, memiliki keunggulan tersendiri ketika ia percaya bahwa setiap karakter yang ia buat di dalam jalan ceritanya memiliki hak untuk menentukan jalan hidup mereka. Begitu humanis dan begitu nyata, suatu hal yang begitu dapat dirasakan dalam setiap detak durasi Another Year. Didukung dengan jajaran pemeran yang begitu mampu menampilkan tingkat permainan terbaik dalam menghidupkan karakter mereka dan akan mampu membuat penonton melupakan sedikit kelemahan yang ada dalam plot cerita film ini, Another Year berhasil berdiri sebagai salah satu film terbaik yang pernah dihasilkan Mike Leigh.
sumber: http://flickmagazine.net/review/750-another-year.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar